Detail

Gejala Anemia dengan Kekurangan Zat Besi dan Cara Mengatasinya

Anemia defisiensi besi adalah masalah medis yang terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi.(1,2,3) Defisiensi zat besi dalam tubuh menghambat sumsum tulang belakang dalam memproduksi hemoglobin, yaitu protein sel darah merah yang berfungsi mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Akibatnya, jumlah sel darah merah lebih sedikit dari yang seharusnya sehingga tubuh tidak mendapatkan pasokan oksigen yang diperlukan untuk bekerja dengan normal.(1)

Sayangnya, dalam kebanyakan kasus gejala anemia defisiensi besi seringkali tidak terdeteksi karena sangat ringan. Bahkan, beberapa pengidap anemia jenis ini menganggap gejalanya sebagai keluhan medis biasa sehingga tidak menanggapinya dengan serius. Gejalanya baru akan terlihat jelas ketika kadar zat besi dalam darah semakin berkurang karena anemia semakin parah. Nah, berikut ini adalah gejala yang perlu diperhatikan.

Gejala Awal Anemia dengan Kekurangan Zat Besi

Anemia karena kekurangan zat besi dipicu oleh kurangnya asupan mineral zat besi dalam tubuh yang menghambat proses pembentukan hemoglobin sebagai protein terpenting dalam sel darah merah. Umumnya, pengidap anemia kekurangan zat besi akan menunjukkan mulai dari gejala ringan hingga semakin lama semakin parah, berikut ciri-ciri kekurangan zat besi:(1,2,3)

  1. Mudah lelah atau lemas dari biasanya. yang berlebihan secara terus-menerus adalah gejala umum anemia defisiensi zat besi. Rasa lelah berlebihan ini dapat terjadi karena sel-sel dan otot tubuh mengalami kekurangan pasokan oksigen yang dibutuhkan untuk bisa bekerja dengan normal. Akibatnya, tubuh bekerja lebih keras untuk mendapatkan oksigen dan berakhir pada rasa lelah yang lebih dari biasanya kendati tidak sedang melakukan kegiatan berat.(2,3)
  2. Sering pusing atau sakit kepala. Kekurangan zat besi mengakibatkan hemoglobin dalam darah menurun. Ketika jumlahnya tidak mencukupi, suplai oksigen yang biasanya diedarkan oleh sel darah merah akan terhambat, termasuk ke otak. Efeknya, kepala jadi sering nyeri ataupun berkunang-kunang.(2)
  3. Nafas terengah-engah atau napas pendek. Kekurangan zat besi dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengangkut oksigen. Hal ini menyebabkan nafas terengah-engah atau napas pendek terutama saat melakukan aktivitas fisik.(2,3)
  4. Denyut jantung yang cepat. Tubuh manusia memiliki sistem “pertahanan diri” yang baik. Ketika tubuh mengalami kekurangan pasokan oksigen, secara otomatis metabolismenya akan berusaha meningkatkan suplai oksigen dengan cara memompa jantung dengan lebih keras. Akibatnya, denyut jantung menjadi lebih cepat atau berdebar.(2,3)

Gejala yang Timbul Ketika Anemia Defisiensi Zat Besi Bertambah Parah

Saat gejala awal anemia kekurangan zat besi dibiarkan, maka gejala lanjutan akan muncul sebagai pertanda bahwa kondisi anemia semakin parah. Gejala lanjutan yang dimaksud meliputi:

  1. Kulit pucat.(2,3) hemoglobin dalam sel darah merah dapat membuat kulit terlihat pucat. Warna kulit yang biasanya merah muda segar dapat berubah menjadi pucat atau bahkan kekuningan. Warna pucat ini biasanya paling nampak pada bagian kelopak mata dalam.(4)
  2. Kuku rapuh.(2) Bukan hanya kulit, kuku juga akan menunjukkan penurunan kondisi ketika mengalami defisiensi zat besi. Kurangnya zat besi dalam tubuh dapat mempengaruhi pertumbuhan kuku. Kuku menjadi rapuh, mudah patah, dan tampak cekung atau melengkung.(4)
  3. Mulut kering. Anemia defisiensi zat besi juga dapat menyebabkan mulut terasa kering dan pecah-pecah pada sudut-sudut bibir.(4)
  4. Lidah bengkak. Beberapa orang yang mengidap anemia defisiensi zat besi mengalami kondisi yang disebut glossitis, yaitu lidah yang membesar, merah, dan terasa nyeri.(2,4)
  5. Perubahan suasana hati (mood). Anemia defisiensi zat besi dapat memengaruhi keseimbangan kimia dalam otak, yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati, depresi, atau kecemasan.(4)
  6. Tangan dan kaki dingin. Metabolisme dan pasokan oksigen yang buruk akibat kekurangan zat besi dapat membuat tangan dan kaki terasa dingin secara terus-menerus.(4)
  7. Nafsu makan yang berkurang. Anemia defisiensi zat besi juga dapat mempengaruhi nafsu makan, sehingga menyebabkan penurunan berat badan atau penurunan nafsu makan secara keseluruhan. Gejala malnutrisi juga mungkin terlihat, seperti lebih sering mengunyah es batu.(2,4)

Cara Mengatasi Anemia Defisiensi Zat Besi

Dengan mengetahui gejala dari anemia defisiensi besi, kamu dapat mengetahui cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Berikut adalah cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi anemia defisiensi zat besi:

  1. Memenuhi asupan gizi seimbang. yang sudah disebutkan sebelumnya, sebenarnya anemia akibat kekurangan zat besi bisa diatasi. Salah satu caranya adalah dengan memperbaiki pola makan. Dapatkan nutrisi seimbang dengan lebih banyak mengonsumsi bahan makanan yang kaya akan vitamin dan mineral, terutama zat besi. Sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, daging merah tanpa lemak dan produk olahan susu adalah beberapa makanan yang tinggi zat besi.(3)

  2. Konsumsi suplemen zat besi. Selain itu, mengonsumsi suplemen zat besi juga bisa dilakukan untuk mendukung pemenuhan nutrisi harian.(1,5) Kandungan gizi ini penting untuk membentuk hemoglobin. Bila produksi hemoglobin mencukupi, tubuh dapat mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh dengan normal dan optimal. Suplemen zat besi tersedia dalam bentukan drops, sirup atau tablet kunyah sesuai dengan kebutuhan dan usia.

Anemia defisiensi besi perlu didiagnosis sejak dini agar penanganan lebih efektif. Anemia ringan hingga sedang kadang tak menunjukkan tanda atau gejala yang jelas. Jika mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, ada baiknya untuk mengonsumsi suplemen zat besi sebagai pertolongan pertama dan terapi lanjutan. Segera periksakan diri ke dokter bila gejala semakin parah.

Artikel ini ditinjau oleh:
Team Medical Combiphar

Referensi:

  1. Web MD (2022). Editorial Contributors. Anemia. Web MD. Diakses dari https://www.webmd.com/a-to-z-guides/understanding-anemia-basics.
  2. Mayo Clinic Team. (2022). Iron Deficiency Anemia. Mayo Clinic. Diakses dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/iron-deficiency-anemia/symptoms-causes/syc-20355034.
  3. NHS Team. (2021). Iron Deficiency Anemia. NHS. Diakses dari https://www.nhs.uk/conditions/iron-deficiency-anaemia/.
  4. Megan Soliman. Iron Deficiency Anemia. Healthline. Diakses dari https://www.healthline.com/nutrition/iron-deficiency-signs-symptoms
  5. NHLBI. Iron Deficiency Anemia. NHLBI. Diakses dari https://www.nhlbi.nih.gov/health/anemia/iron-deficiency-anemia#:~:text=Iron%20supplements%2C%20also%20called%20iron,take%20iron%20supplements%20during%20pregnancy.
Share Pemenuhan Kebutuhan Zat Besi