Detail

Bahaya Anemia Pada Kehamilan dan Cara Mencegahnya

Kehamilan adalah momen menyenangkan sekaligus krusial yang harus dijalani dengan baik dan hati-hati. Selain harus lebih memperhatikan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh, ketahui juga gangguan kesehatan yang umum menyerang, salah satunya adalah anemia pada kehamilan. Perlu diketahui bahwa anemia pada ibu hamil patut diwaspadai karena bukan hanya mengganggu kesehatan calon ibu tapi juga berpotensi menghambat pertumbuhan janin dalam rahim.

Mengenal Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia merupakan kondisi ketika tubuh tidak mampu memproduksi sel darah merah dalam jumlah cukup untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh.(1,2,3) Pada ibu hamil, disebutkan bahwa anemia ringan sebenarnya normal terjadi.(2) Namun, tentunya ini tidak boleh dibiarkan begitu saja.

Penyebab Umum Anemia Saat Hamil

Umumnya, penyebab anemia pada ibu hamil adalah tidak mendapatkan asupan zat besi dan vitamin yang cukup(1,2) sehingga tubuh kesulitan memproduksi sel darah merah dengan jumlah yang dibutuhkan. Itulah alasannya ketika sedang mengandung, memperhatikan pola makan dan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh wajib dilakukan agar kebutuhan zat besi dan vitamin terpenuhi.

Bahaya Anemia Pada Kehamilan

Meskipun dianggap normal untuk mengalami anemia ringan(2), namun anemia yang lebih berat pada kehamilan tidak boleh diremehkan. Pasalnya, ada beberapa bahaya yang mengintai ketika ibu hamil mengalami kekurangan darah. Parahnya, bahaya tersebut bukan hanya memengaruhi calon ibu namun juga janin dalam kandungan. Berikut risiko janin yang dilahirkan dari ibu hamil penderita anemia:

  1. Beresiko mengalami cacat otak(2)
    membutuhkan asupan nutrisi yang cukup untuk bisa tumbuh dan berkembang secara normal. Nutrisi tersebut disalurkan melalui sel darah merah yang berasal dari tubuh sang ibu. Jika ibu hamil menderita anemia maka asupan nutrisi, termasuk asam folat yang dibutuhkan janin akan terhambat yang akan mempengaruhi perkembangannya juga. Kondisi tersebut tidak bisa diremehkan karena masalah pertumbuhan pada janin akibat kekurangan asupan nutrisi bisa mengakibatkan masalah serius, termasuk peningkatan bayi lahir cacat (spina bifida).
  2. Bayi lahir prematur(1,2)
    Mengidap anemia saat hamil dapat memicu terjadinya bayi lahir prematur atau sebelum waktunya. Kendati tidak dijelaskan secara rinci namun bisa dipahami bahwa bayi prematur biasanya lebih rentan daripada bayi yang lahir cukup umur. Itu artinya, setelah lahir buah hati akan membutuhkan perhatian ekstra pada kesehatannya.
  3. Bayi lahir dengan berat badan kurang(2,4)
    Ketika ibu hamil mengidap anemia, jumlah hemoglobin dalam darah yang juga mengalir ke janin akan lebih sedikit dari yang seharusnya. Padahal, metabolisme janin juga membutuhkan oksigen yang dibawa oleh hemoglobin. Kekurangan asupan oksigen tersebut berpotensi menghambat perkembangannya sehingga meningkatkan kemungkinan bayi lahir dengan berat badan kurang atau low birth weight.
  4. Bayi mengidap anemia(1,2)
    Apabila selama kehamilan sang ibu mengidap anemia, maka janin secara otomatis akan mengalami hal yang sama pula karena sel darah merah yang diterimanya dari ibu kurang. Kondisi ini bisa dibawa hingga bayi lahir ke dunia. Bayi yang mengalami anemia berpotensi mengalami masalah pertumbuhan di kemudian hari.

Adapun risiko ke ibu hamil sendiri saat mengalami anemia adalah sebagai berikut:

  1. Pusing dan mudah lelah pada ibu hamil(1,2,3)
    juga memberikan dampak pada ibu hamil. Jika jumlah sel darah merah dalam tubuh kurang, asupan nutrisi dan suplai oksigen ke seluruh tubuh termasuk otak akan berkurang juga. Akibatnya, ibu hamil mudah merasa pusing, berkunang-kunang, lelah bahkan mengalami pingsan. Kondisi tubuh yang lemah ini tidak bagus untuk kesehatan calon ibu.
  2. Jantung berdebar dan terengah-engah(2,3)
    Ketika mengalami anemia, ibu hamil dapat merasakan jantung berdebar-debar yang membuat tidak nyaman dan khawatir. Selain itu, nafas pendek dan tersengal-sengal juga dapat terjadi. Ini bukanlah sesuatu yang normal sehingga tidak boleh dianggap remeh atau diabaikan.
  3. Depresi Postpartum(2)
    Depresi postpartum adalah depresi yang dialami oleh ibu setelah persalinan. Disebutkan bahwa ibu yang mengalami anemia selama kehamilan meningkatkan risiko terjadinya depresi postpartum.

Pencegahan Anemia Pada Kehamilan

Bahaya yang mengancam akibat anemia pada kehamilan tidak main-main baik untuk sang ibu maupun janinnya. Kabar baiknya, anemia pada kehamilan bisa dicegah dengan beberapa langkah di bawah ini:

  1. Cukupi kebutuhan zat besi. Cara mengatasi anemia pada ibu hamil yang paling utama adalah mencukupi kebutuhan nutrisi seimbang setiap harinya terutama asupan zat besi yang berguna untuk pembentukan sel darah merah. Beberapa jenis makanan yang mengandung zat besi tinggi adalah sayuran berdaun hijau seperti bayam, daging merah tanpa lemak, ikan, daging ayam dan buah-buahan seperti jeruk.(1,2,3)
  2. Konsumsi suplemen zat besi. Jika asupan nutrisi dianggap belum cukup memenuhi kebutuhan zat besi harian atau tes darah menunjukkan kadar sel darah merah di bawah batas normal, cobalah mengonsumsi suplemen zat besi. Ibu hamil membutuhkan sebanyak 27 mg – 45 mg zat besi setiap harinya hingga masa menyusui. Namun, untuk mendapatkan jumlah pastinya sebaiknya konsultasikan kepada dokter kandungan sebab kondisi kehamilan dan usia ibu hamil juga menentukan dosis yang dibutuhkan.(5) Jika mengonsumsi suplemen zat besi berbentuk drop, sirup atau tablet kunyah yang berada di pasaran, bisa mengonsumsi dengan takaran dosis yang sesuai anjuran pada label kemasan.(1,2,3)

Pastikan selalu makan makanan bergizi dan kaya akan vitamin serta zat besi supaya tubuh dan janin tidak sampai kekurangan sel darah merah. Jika diperlukan, kamu bisa mengonsumsi suplemen zat besi secara teratur, baik dalam bentuk drops, sirup atau tablet kunyah untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi selama masa kehamilan.

Artikel ini ditinjau oleh:
Team Medical Combiphar

Referensi:

  1. Cleveland Clinic Team. (2022). Anemia During Pregnancy. Cleveland Clinic. Diakses dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23112-anemia-during-pregnancy#:~:text=You%20may%20be%20slightly%20anemic,prenatal%20vitamin%20can%20help%2C%20too
  2. Triaci C. Johnson. (2022). Anemia in Pregnancy. Web MD. Diakses dari https://www.webmd.com/baby/anemia-in-pregnancy.
  3. Mayo Clinic Team. (2022). Iron Deficiency Anemia During Pregnancy. Mayo Clinic. Diakses dari https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/anemia-during-pregnancy/art-20114455.
  4. Figueiredo, A. C. M. G., Gomes-Filho, I. S., Silva, R. B., Pereira, P. P. S., Mata, F. A. F. D., Lyrio, A. O., Souza, E. S., Cruz, S. S., & Pereira, M. G. (2018). Maternal Anemia and Low Birth Weight: A Systematic Review and Meta-Analysis. Nutrients, 10(5), 601. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5986481/#:~:text=Reduced%20levels%20of%20hemoglobin%20favor,low%20birth%20weight%20%5B11%5D.
  5. Kathleen Daily. (2023). Are You Getting Enough Iron? Web MD. Diakses dari https://www.webmd.com/baby/are-you-getting-enough-iron.
Share Pemenuhan Kebutuhan Zat Besi