Waspada, Ini Ciri Bayi Kekurangan Zat Besi dan Cara Mengatasinya
Moms, sudah tahu belum kalau kekurangan zat besi pada bayi dapat mempengaruhi perkembangannya? Bayi termasuk balita yang sedang dalam masa pertumbuhan tentunya membutuhkan nutrisi yang cukup, bukan hanya dari ASI saja. Yuk, kita sama-sama belajar mengenai ciri-ciri bayi kekurangan zat besi, dampak kekurangan zat besi pada bayi dan bagaimana cara menambah asupannya di artikel ini.
Apa yang Terjadi Jika Bayi Kekurangan Zat Besi?
Bayi dan anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan membutuhkan kecukupan nutrisi yang sesuai standar(1). Nah, kekurangan zat besi pada bayi dapat menurunkan kemampuan psikomotorik dan mental di masa pertumbuhannya(2).
Kebutuhan Zat Besi Bayi Berdasarkan Usianya
Sebagai orangtua, kita harus tahu berapa kebutuhan harian zat besi bayi yang ideal. Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2019 yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan, ini dia daftarnya(1):
- Bayi usia 0-5 bulan: 0,3 mg zat besi per hari.
- Bayi usia 6-11 bulan: 11 mg zat besi per hari.
- Bayi usia 1-2 tahun: 7 mg zat besi per hari.
Kategori bayi yang berisiko mengalami kekurangan zat besi
Zat besi merupakan nutrisi penting yang dibutuhkan mulai dari perkembangan janin, bayi, hingga usia anak-anak. Biasanya, bayi mendapatkan zat besi dari sumber makanan, seperti ASI(2). Nah, bayi yang berisiko kekurangan zat besi di antaranya memiliki kriteria seperti ini:(3)
- Lahir dalam keadaan prematur.
- Memiliki berat lahir yang rendah.
- Sudah minum susu sapi atau kambing sebelum 1 tahun.
- Minum susu formula yang tidak diperkaya dengan zat besi.
- Setelah 6 bulan, tetap diberikan ASI namun tidak diberi makanan pendamping yang mengandung zat besi.
Ciri-Ciri Bayi Kekurangan Zat Besi
Setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya, termasuk dengan menghindari kekurangan zat besi. Agar tetap waspada, berikut ini merupakan ciri-ciri bayi yang kekurangan zat besi.
- Warna kulit pucat: satu ciri-ciri bayi yang kekurangan zat besi adalah kulit yang pucat. Hal ini terjadi
karena jumlah sel darah merah pada tubuh bayi yang sedikit, sehingga kulit terlihat lebih pucat dari
biasanya.
- Tangan dan kaki dingin: Ciri bayi kekurangan zat besi juga bisa dilihat dari suhu tangan dan kaki Si Kecil. Kurangnya zat besi juga menurunkan sirkulasi darah, yang menyebabkan dinginnya tangan dan kaki bayi.
- Menurunnya nafsu makan: Kekurangan zat besi juga dapat membuat bayi kehilangan nafsu makannya. Ini disebabkan karena tubuh bayi mencoba menghemat energi karena kekurangan zat besi.
- Rentan terhadap infeksi: Bayi sering sakit atau mudah terkena infeksi? Bisa jadi merupakan ciri bayi kekurangan zat besi. Pasalnya, kadar zat besi yang rendah dapat mengurangi kekuatan tubuh untuk melawan infeksi.
- Menyukai menu yang tak wajar: Pada anak yang lebih besar, misalnya seperti balita, perhatikan kebiasaan makannya juga ya Moms. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anak mengunyah es, tanah, kotoran, cat atau benda-benda aneh lainnya(3).
Bagaimana Cara Menambah Zat Besi pada Bayi?
Kekurangan zat besi pada bayi dapat menyebabkan penurunan daya ingat, pendengaran, hingga dapat mempengaruhi perilaku sosial serta emosional yang bisa berdampak sampai ia dewasa(2). Agar hal ini dapat dihindari, Moms bisa melakukan berbagai upaya menambah zat besi pada Si Kecil sebelum terlambat.
- Hindari susu dan teh. pemberian segala macam minuman yang bisa mengganggu penyerapan zat besi pada bayi, misalnya seperti teh. Jika bayi belum menginjak usia 1 tahun, sebaiknya jangan berikan susu sapi terutama sebagai menu utama karena rendah zat besi(4).
- Berikan MPASI tinggi zat besi. Yuk, jadi lebih kreatif dengan Makanan Pendamping ASI. Supaya bayi bisa mendapatkan nutrisi lengkap, selingkan juga dengan MPASI yang mengandung zat besi. Beberapa makanan tinggi zat besi yang bisa dimasukkan ke MPASI bayi adalah daging sapi atau kambing yang dicincang, hati ayam, hati sapi, bayam dan brokoli(5).
- Tambah asupan vitamin C. Kenapa vitamin C? Karena vitamin C dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan. Moms bisa menambah kemampuan penyerapan zat besi pada si Kecil dengan memberikan makanan yang kaya vitamin C seperti buah jeruk, blewah, stroberi, paprika, tomat, dan sayuran yang berwarna hijau tua(3).
- Pemberian suplemen zat besi. Pemberian suplemen zat besi sudah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Suplemen boleh diberikan untuk bayi ASI eksklusif, dimulai dari usia 4 - 6 bulan(6). Maka dari itu, Moms bisa memberikan suplemen zat besi khusus untuk bayi dengan 2-4 tetes sebanyak 1 kali/hari.
Agar bayi memiliki pertumbuhan yang optimal, kita harus memastikan bahwa Ia mendapatkan nutrisi yang cukup, termasuk zat besi. Bayi yang kekurangan zat besi dapat mengalami gangguan bukan hanya di masa pertumbuhannya namun juga hingga ia dewasa. Jika Moms menemukan beberapa ciri bayi kekurangan zat besi di atas, jangan ragu melakukan beberapa langkah untuk mengatasinya, termasuk berkonsultasi dengan dokter dan memberikan suplemen penunjang yang mengandung zat besi. Sehat selalu untuk si Kecil!
Artikel ini ditinjau oleh:
Team Medical Combiphar
Referensi:
- Peraturan Menteri Kesehatan. 2019. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. BPK Republik Indonesia. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/138621/permenkes-no-28-tahun-2019.
- Carla Cerami. 2017. Iron Nutriture of the Fetus, Neonate, Infant, and Child. NCBI. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6143763/.
- Mayo Clinic Staff. 2022. Iron Deficiency in Children: Prevention Tips For Parents. Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/childrens-health/in-depth/iron-deficiency/art-20045634.
- Gov Team. 2021. Iron Deficiency Anemia and Prevention in Babies and Toddlers. Government. https://www.gov.il/en/departments/general/iron-deficiency-anemia-prevention-pamphlet.
- IDAI. 2011. Suplementasi Besi untuk Anak. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/pastikan-bayi-anda-cukup-zat-besi.
- IDAI. 2011. Suplemen Besi Untuk Anak. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://www.idai.or.id/wp-content/uploads/2013/02/Rekomendasi-IDAI_Suplemen-Zat-Besi.pdf.