Cara Mencegah Penyakit Anemia Sejak Dini
Anemia atau penyakit kurang darah dapat mempengaruhi kualitas kehidupan seseorang karena memberikan gejala seperti mudah lelah, letih, lesu, pusing hingga gampang sakit kepala 1,2. Anemia terjadi ketika jumlah sel darah merah lebih sedikit dari yang seharusnya 2. Sel darah merah sendiri berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh termasuk berbagai organnya 1,2. Ketika jumlah sel darah merah sedikit, pasokan oksigen juga jadi berkurang sehingga berbagai gejala anemia dirasakan.
Anemia bisa menyerang siapa saja, mulai dari janin dalam kandungan, anak-anak, orang dewasa hingga orang lanjut usia 1. Kabar baiknya adalah kamu bisa melakukan beberapa langkah di bawah untuk pencegahan penyakit anemia.
Apa Itu Anemia?
Anemia adalah masalah kesehatan ketika tubuh tidak memiliki sel darah merah yang sehat dalam jumlah mencukupi. Sel darah merah atau hemoglobin berfungsi untuk mengedarkan oksigen ke semua jaringan tubuh termasuk semua organnya 3. Tanpa sel darah merah yang cukup, tubuh akan kekurangan oksigen sehingga performanya tidak optimal. Anemia tidak boleh diremehkan karena walaupun sebagian besar tidak berbahaya namun kondisi ini juga bisa meningkatkan risiko serangan jantung 1.
Anemia memiliki beberapa jenis yang berbeda, tergantung dari penyebabnya. Jenis anemia tersebut antara lain:
- Anemia defisiensi zat besi. Merupakan jenis anemia yang dipicu oleh kurangnya zat besi dalam darah untuk membentuk hemoglobin. Anemia defisiensi zat besi adalah jenis yang paling umum dialami. Anemia ini paling banyak ditemukan pada lebih dari 30% populasi dunia yang mengalami anemia 2.
- Anemia aplastik. Ini adalah anemia yang disebabkan oleh ketidakmampuan sumsum tulang belakang dalam memproduksi sel darah. Anemia jenis aplastik tergolong langka di seluruh dunia. Pria dan wanita bisa mengidapnya, terutama di rentang usia 20 - 25 tahun dan > 55 tahun ke atas 2.
- Anemia sel sabit. Merupakan jenis anemia yang disebabkan kelainan bentuk sel darah merah. Normalnya, sel darah merah berbentuk bulat pipih. Namun, karena mutasi genetik sel darah merah ini berbentuk seperti bulan sabit dengan kekentalan darah yang lebih tinggi. Selain itu, usia sel darah merah sabit juga lebih pendek sehingga mudah rusak dan akhirnya menimbulkan anemia 2.
- Anemia defisiensi B12. Anemia pernisius disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh menyerap vitamin B12 dengan baik. Itulah sebabnya kekurangan darah jenis ini juga disebut dengan anemia defisiensi vitamin B12. Pada umumnya, penderita anemia pernisius juga merupakan penderita penyakit autoimun karena zat antibodi “mengganggu” penyerapan vitamin B12 yang dibutuhkan untuk memproduksi sel darah merah yang sehat. Anemia jenis ini adalah penyakit turunan yang biasanya dialami lintas generasi dalam keluarga 2.
Siapa Saja yang Rentan Terkena Anemia?
Terlepas dari jenis anemia yang diderita, penyakit kekurangan darah ini bisa menyerang siapa saja. Namun, ada golongan orang yang lebih rentan mengalaminya, yaitu: 1
- Balita,
- Anak-anak,
- Wanita hamil,
- Wanita dengan menstruasi yang berat,
- Orang lanjut usia di atas 65 tahun,
- Orang dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti kanker dan autoimun.
Jika kamu masuk dalam salah satu dari golongan di atas, waspadalah. Walaupun bukan mutlak, namun kemungkinan mengalami anemia menjadi lebih besar. Dengan mengetahui resiko tersebut kamu jadi bisa mengambil langkah pencegahan supaya penyakit kurang darah enggan menghampiri.
Cara Mencegah Penyakit Anemia Sejak Dini
Anemia dialami oleh lebih dari 30% penduduk dunia 2 yang artinya kondisi ini sebenarnya umum terjadi. Namun, mengingat anemia bisa menjadi fatal bagi sebagian orang, tidak ada salahnya melakukan langkah pencegahan yakni dengan memperbaiki pola makan menjadi lebih sehat.1,3 Beberapa nutrisi yang harus dipenuhi sebagai cara menghindari anemia adalah:
- Zat besi. Mineral ini sebagai salah satu solusi anemia, kenapa? Karena untuk membantu pembentukan sel darah merah yang sehat. Kamu bisa mendapatkan zat besi dari makanan hewani seperti daging merah, daging ayam, ikan serta jeroan hati. Selain itu, sumber zat besi nabati juga bisa menjadi penolong, misalnya sayuran hijau, kacang-kacangan serta buah kering 3.
- Folat. Bukan hanya untuk perkembangan janin, folat juga berfungsi memelihara kesehatan sel darah merah. Sumber folat yang bisa dikonsumsi setiap hari adalah buah, sayuran, bijian-bijian dan juga gandum 3.
- Vitamin B12 dan vitamin C. Kedua vitamin ini berfungsi membantu penyerapan zat besi dalam darah. Kamu bisa mendapatkannya terutama dari produk olahan susu dan sereal terfortifikasi untuk mencukupi kebutuhan vitamin B12. Sedangkan vitamin C bisa didapatkan melalui sayur dan buah misalnya brokoli, tomat, cabai, paprika, stroberi, jeruk dan jambu merah 3.
Bila menjaga pola makan tidak cukup untuk mencegah anemia, kamu juga bisa
mengonsumsi multivitamin atau suplemen 3, bisa yang mengandung zat besi untuk membantu pembentukan sel darah
merah. Konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan dosis yang tepat.
Artikel ini ditinjau oleh:
Team Medical Combiphar
Referensi:
- Cleveland Clinic Team. Anemia. Cleveland. Diakses diakses https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/3929-anemia.
- Cathy Cassata. (2023). What Is Anemia? Symptoms, Causes, Diagnosis, Treatment, and Prevention. Everyday Health. Diakses dari https://www.everydayhealth.com/anemia/.
- Mayo Clinic Team. Anemia. Mayo Clinic. Diakses dari https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/anemia/symptoms-causes/syc-20351360.