Detail

Anemia Hemolitik: Kenali Penyebab dan Gejalanya Sebelum Terlambat

Ada banyak jenis anemia yang berbeda, salah satunya adalah anemia hemolitik. Anemia hemolitik adalah kondisi yang membuat sel darah merah pecah atau mati lebih cepat daripada yang bisa digantikan oleh tubuh. Sel darah merah biasanya hidup selama sekitar 120 hari. Ketika pecah atau mati lebih cepat dari itu, sumsum tulang tidak memiliki cukup waktu untuk memproduksi sel darah merah baru. Hal ini membuat jumlah sel darah merah menjadi lebih rendah dari yang seharusnya.1

Anemia hemolitik bisa terjadi karena kondisi genetik atau turunan. Umumnya, gejala anemia hemolitik ringan akan berkurang bahkan menghilang setelah pengobatan. Pengobatan itu sendiri dilakukan berdasarkan analisa faktor penyebabnya. Kendati sebenarnya bisa disembuhkan, jangan mengabaikan kondisi kesehatan ini. Pasalnya, jika berbagai gejalanya diabaikan anemia hemolitik bisa berubah parah dan menyebabkan masalah jantung yang serius.1

Penyebab Anemia Hemolitik

Ada 2 jenis utama anemia hemolitik, yaitu yang diidap sejak lahir karena keturunan dan karena mengalami kondisi tertentu yang memicu anemia. Berbagai penyakit, kondisi, atau faktor dapat menjadi penyebab anemia hemolitik.3

  1. Anemia Hemolitik Herediter (Keturunan)

    Pada kasus anemia hemolitik bawaan atau diturunkan dari generasi sebelumnya, biasanya orang tua “mewariskan” gen untuk kondisi tersebut kepada keturunannya. Penyakit darah yang merupakan salah satu penyebab anemia hemolitik adalah penyakit sel sabit (sickle cell disease). Penyakit ini akan menyebabkan darah lebih cepat rusak dibandingkan dengan sel darah merah normal pada umumnya. 3 Perlu diingat bahwa siapapun bisa mengidap anemia hemolitik tanpa pandang usia.2

  2. Anemia Hemolitik Acquired (Bukan Keturunan)

    Para pengidap anemia hemolitik bukan keturunan tidak lahir dengan penyakit ini di tubuhnya atau yang disebut dengan istilah acquired. Sebenarnya, tubuh telah membuat sel darah merah normal seperti orang sehat pada umumnya. Tetapi kemudian sel darah ini mati lebih cepat karena beberapa penyebab:3

    • Bakteri atau virus, termasuk malaria dan HIV.

    • Obat-obatan, seperti penisilin, obat antimalaria, obat sulfa, atau acetaminophen.

    • Kanker darah.

    • Gangguan autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis, atau kolitis ulserativa.

    • Tumor, termasuk limpa yang terlalu aktif (hipersplenisme).

    • Klep jantung mekanis yang mungkin merusak sel darah merah saat meninggalkan jantung.

    • Reaksi terhadap transfusi darah.

Gejala Anemia Hemolitik

Gejala atau ciri-ciri anemia hemolitik bisa dalam level ringan hingga parah. Gejala tersebut juga dapat muncul secara tiba-tiba atau perlahan seiring berjalannya waktu. Beberapa keluhan yang umum menjadi gejala anemia hemolitik adalah:1

  • Penyakit kuning (jaundice). Kondisi ini mempengaruhi kulit, bagian putih mata (sklera), dan selaput lendir yang menyebabkan warnanya berubah menjadi kuning. Penyakit kuning bisa terjadi ketika dalam tubuh tingkat bilirubin terlalu tinggi akibat pecahnya sel darah merah.

  • Sesak napas (dispnea). Ini terjadi ketika tidak ada cukup sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.

  • Kelelahan. Kelelahan adalah perasaan yang sangat letih sehingga mempengaruhi kehidupan sehari-hari dan kemampuan untuk melakukan aktivitas seperti orang normal pada umumnya.

  • Detak jantung cepat (takikardia). Hal ini terjadi karena jantung mengkompensasi kekurangan sel darah merah dengan meningkatkan denyut jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.

  • Tekanan darah rendah (hipotensi). Tekanan darah rendah bisa menjadi gejala anemia ini, yang terjadi ketika tekanan darah jauh lebih rendah dari yang seharusnya.

  • Darah dalam urin (hematuria). Hematuria bisa menjadi gejala penyakit sel sabit yang merupakan salah satu penyebab anemia hemolitik.

  • Pembesaran limpa atau liver. Organ hati dan limpa menyaring sel darah merah saat mengalir melalui tubuh. Sehingga hati atau limpa yang membesar menjadi tanda banyaknya sel darah merah yang rusak.

Diagnosis Anemia Hemolitik

Jika mengalami salah satu atau beberapa gejala anemia hemolitik di atas, segera periksakan diri ke dokter. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dalam beberapa kasus anemia hemolitik bisa sembuh dengan pengobatan yang tepat sesuai dengan penyebabnya. Ketika memeriksakan diri ke dokter, ada beberapa metode diagnosis yang dilakukan.

Diagnosis anemia hemolitik dimulai dengan meninjau riwayat medis dan gejala pasien. Selama pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa kulit yang pucat atau kuning serta menekan lembut berbagai area perut untuk memeriksa adanya nyeri. Rasa nyeri yang muncul menandakan hati atau limpa yang membesar.2

Jika dokter mencurigai anemia hemolitik terjadi, tes diagnostik akan dilakukan. Tes darah ini membantu diagnosis lebih akurat dengan mengukur:

  • Bilirubin. Kadar bilirubin akan meningkat karena sel darah merah yang pecah akan mengeluarkan bilirubin ke dalam darah.
  • Hemoglobin. Tes ini secara tidak langsung menunjukkan protein dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen.
  • Fungsi hati. Tes ini mengukur tingkat protein, enzim hati, dan bilirubin dalam darah.
  • Hitung retikulosit. Tes ini mengukur jumlah sel darah merah tidak matang, yang seiring waktu akan menjadi sel darah merah yang diproduksi oleh tubuh. Jika dokter menganggap kondisi ini mungkin terkait dengan anemia hemolitik herediter, pemeriksaan mikroskopis sampel darah akan dilakukan untuk memeriksa bentuk dan ukurannya.

Tes lain yang mungkin dilakukan termasuk tes urin untuk mencari pecahan sel darah merah. Dalam beberapa kasus, dokter juga akan melakukan pengecekan sumsum tulang atau biopsi. Tes ini dapat memberikan informasi tentang berapa banyak sel darah merah yang diproduksi sumsum tulang belakang dan bentuknya.

Artikel ini ditinjau oleh:
Team Medical Combiphar

Referensi:

  1. Cleveland Clinic. 2022. Hemolytic Anemia. Available at https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22479-hemolytic-anemia#overview. Retrieved: June, 8 2024.
  2. Healthline. 2019. Hemolytic Anemia: What It Is and How to Treat It. Available at https://www.healthline.com/health/hemolytic-anemia. Retrieved: June, 8 2024.
  3. Johns Hopkins Medicine. Hemolytic Anemia. Available at https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/hemolytic-anemia#:~:text=What%20is%20hemolytic%20anemia%3F,blood%20cells%2C%20you%20have%20anemia. Retrieved: June, 8 2024.
Share Pemenuhan Kebutuhan Zat Besi