Anak Kurang Fokus Belajar? Bisa Jadi Ia Kekurangan Zat Besi
Masa pandemi membuat aktivitas menjadi terbatas, termasuk anak-anak yang sudah lebih dari satu tahun menjalani School from Home (SFH). Rasa bosan mulai muncul sehingga anak terlihat tidak semangat dan kurang fokus ketika SFH.
Nah pertanyaannya, apakah kurang fokus dan tak bersemangat itu murni akibat rasa bosan terkurung di rumah, atau sebenarnya ada penyebab lain? Yuk Moms, kita cek di sini sama-sama! Jangan-jangan anak tidak bersemangat dan lesu itu akibat kebutuhan zat besinya tak tercukupi, lho, bukan karena kelamaan di rumah!
Kenali Gejala Anak Kekurangan Zat Besi
Zat besi memegang peranan penting dalam tubuh karena bertugas mengantarkan oksigen dan cadangan makanan ke seluruh sel tubuh melalui darah. Selain itu, zat besi sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan anak. Sesuai anjuran Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, berikut kebutuhan zat besi berdasarkan usia anak:
- 7-11 bulan: 6 mg/hari
- 1-3 tahun: 11 mg/hari
- 4-6 tahun: 15 mg/hari
Apa yang terjadi kalau kebutuhan harian zat besi anak tak terpenuhi? Tentu bisa menyebabkan terjadinya (anemia) defisiensi besi yang berisiko terjadi gangguan pertumbuhan dan metabolisme. Itulah sebabnya, penting sekali Moms untuk mengenali gejala anak kekurangan zat besi, seperti:
- Kulit pucat menjadi salah satu indikator utama anak kekurangan zat besi.
- Anak terlihat lemas tanpa sebab, dan tampak tidak bersemangat untuk beraktivitas apa pun.
- Seringkali saat anak mengalami rambut rontok selalu dihubungkan dengan tidak cocok dengan sampo yang digunakan. Padahal bisa jadi, kerontokan rambutnya akibat kekurangan zat besi
- Kehilangan napsu makan dan sulit untuk fokus juga menjadi tanda zat besi anak kurang
- Kekurangan zat besi juga bisa menyebabkan daya tahan tubuh anak jadi turun dan menyebabkan anak mudah terserang infeksi seperti flu.
Cegah kekurangan zat besi pada anak dan seluruh anggota keluarga dengan konsumsi secara rutin makanan yang kaya akan zat besi, serta sedia selalu produk sediaan zat besi di rumah. Jika anak menunjukkan salah satu gejala di atas, segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Referensi:
https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-pada-anak/hati-hati-balita-rentan-kekurangan-zat-besi/
https://id.theasianparent.com/infografis-10-tanda-anak-kekurangan-zat-besi
https://www.haibunda.com/parenting/20171029105000-59-9868/tanda-tanda-anak-kekurangan-zat-besi
https://www.rsabhk.co.id/siaran-kesehatan/dampak-anemia-defisiensi-besi-pada-anak